Memasuki panen raya, petani kopi di Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) siap mengekspor biji kopi ke berbagai negara.
Bahkan, biji-biji kopi tersebut telah disiapkan di gudang penyimpanan kopi di Kampung Citunjang RT 03/01, Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta, KBB.
Petani Kopi Gununghalu, Rani (43) mengatakan, pada panen raya 2023 ini, permintaan kopi asal Gununghalu mengalami peningkatan. Tidak hanya dari pasar dalam negeri, permintaan itu juga datang dari berbagai negara di Benua Asia hingga Amerika yang tertarik dengan kualitas kopi Gununghalu.
"Panen raya tahun ini kita akan fokus memenuhi permintaan ekspor ke Middle East (Negara Timur Tengah), insyaAllah dalam waktu dekat ini kita kirim sebanyak 19 ton kopi green bean ke sana," ucap Rani saat ditemui, Selasa (28/3).
Dibeberkan Rani, bukan hanya Timur Tengah, permintaan ekspor biji kopi juga datang dari Negara Amerika namun, besaran jumlahnya belum dipastikan.
"Jadi kita persiapkan dulu untuk proses pasca panen melalui penyortiran kualitas kopi secara ketat. Karena memang Amerika juga meminta tapi jumlah ekspornya belum bisa ditentukan jadi, lihat nanti saja sekarang disiapkan saja dulu," tuturnya.
Banyaknya permintaan biji kopi asal Gununghalu, dia menerangkan, salah satu faktornya karena para petani kopi yang tergabung dalam Koperasi Halu Farm memiliki tahapan proses pascapanen tersendiri agar kopi yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi sehingga diminati penikmat kopi diberbagai penjuru dunia.
"Memang ada skemanya untuk pascapanen itu, ada fermentasi, penguapan, penjemuran, lalu pengemasan. Nah, pada proses tersebut ceri kopi diolah menjadi green bean," ujarnya.
Melimpahnya hasil panen raya di tahun 2023 ini, diterangkan Rani, jumlahnya lebih banyak dari panen raya sebelumnya. Meski begitu, melimpahnya hasil panen justru membuat harga biji kopi Gununghalu turut melejit.
"Bukan anjlok tapi uniknya di kopi itu ya begini, panen banyak malah harganya melambung. Dari yang biasa harga ceri kopi itu Rp 13.000, seiring waktu naik terus sampai sekarang harganya Rp 17.000," katanya.
Diakui Rani, kenaikan harga biji kopi Gununghalu tidak terlepas dari campur tangan para tengkulak di luar daerah yang memberikan penawaran menarik agar para petani kopi Gununghalu tidak menjual hasil panennya tidak ke koperasi.
Tawaran manis serta iming-iming tengkulak tersebut, lanjut dia, berhasil membuat puluhan petani kopi Gununghalu terbujuk sehingga menjual hasil panennya ke para tengkulak padahal koperasi telah memberikan pembiayaan baik untuk bibit maupun pupuknya.
"Sekarang itu dari 60 petani hanya 15 petani saja yang mengirim (hasil pertanian kopi Gununghalu) ke koperasi. Tentunya itu akan menjadi kerugian bagi petani kopi itu sendiri untuk jangka panjang karena kan nanti mereka akan butuh untuk bibit berkualitas maupun pupuk," pungkasnya. (Alvin Iskandar)
© Copyright 2024, All Rights Reserved