Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah turut angkat bicara soal surat Kementerian Agama (Kemenag) kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) supaya televisi menayangkan azan Magrib dalam bentuk teks berjalan atau running text seiring siaran langsung misa bersama Paus Fransiskus, Kamis besok (5/9).
Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Anderyan Noor mendukung hal itu sebagai langkah toleransi beragama dan untuk menghormati umat Katolik.
"Dengan demikian, pada momen ini tayangan kumandang azan tidak ditampilkan seperti biasanya," kata Anderyan Noor, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/9).
Ia mengaku tidak masalah digantinya siaran azan dengan running text di televisi.
"Karena itu juga azan elektronik, bukan suara langsung dari masjid. Azan di masjid tetap berkumandang sebagai ajakan salat yang sesungguhnya," katanya.
Menurutnya, sebagai masyarakat mayoritas umat Islam perlu memberikan toleransi kepada kaum minoritas dengan tidak mengumandangkan azan di televisi.
"Lagi pula dari 365 hari masa sehari saja untuk toleransi kita tidak mau menghormati saudara kita untuk beribadah," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved