Tim peneliti dari Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap jika wilayah Bandung Raya mengalami penurunan tanah (land subsidence) yang berkisar 5 sampai 10 sentimeter dan 15 sampai 20 sentimeter setiap tahunnya.
Fenomena ini terjadi di tiga Kabupaten/Kota yakni Kota Cimahi, Gedebage-Bandung, Dayeuhkolot, Kopo, Majalaya, Rancaekek, serta Banjaran Kabupaten Bandung yang merupakan wilayah cekungan.
Peneliti sekaligus dosen jurusan Geodesi ITB, Heri Andreas mengatakan, masifnya pembangunan seiring pengambilan sumber air tanah secara besar-besaran menyebabkan, penurunan tanah. Bahkan di wilayah Bandung, pembangunan ini mulai masif sejak tahun 1980.
"Jadi memang dengan bantuan teknologi, ini (penurunan tanah) bisa terlihat besarannya. Setelah pengukuran itu, ditemukan, faktanya Bandung yang terluas dan tercepat penurunan tanahnya di dunia, bukan lagi di Indonesia," ucap Heri saat dihubungi melalui telepon, Rabu (4/12).
Diterangkan dia, kawasan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan laju penurunan tanahnya mencapai 12 sentimeter pertahun. "Nah, dalam 10 tahun ke depan, kawasan tersebut akan amblas dengan kedalaman mencapai 1,2 meter," ujarnya.
Dampak Penurunan Tanah
Jika fenomena penurunan tanah tidak segera mendapat penanganan, dia membeberkan, Bandung saat ini sudah masuk zona merah sehingga, masyarakat di sekitar Bandung akan terancam kekeringan pada tahun 2050 mendatang.
"Yang ditakutkan krisis air ini terjadi di 2050. Kalau tidak ditangani bakal krisis air tanah. Mudah-mudahan tidak," ungkapnya.
Kepala Pelakasana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Nanang mengakui, pihaknya belum mengetahui kondisi terkait hasil penelitian tim peneliti dari Geodesi ITB. Kendati demikian, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan peneliti ITB serta dinas terkait mengingat di wilayah Cimahi Selatan memang kerap terjadi eksploitasi air tanah di samping bekas endapan danau purba.
"Jadi memang, kerawanan tanah di Cimahi juga bisa terjadi akibat getaran gempa, terutama dari Sesar Lembang. Nanti kita akan segera koordinasi," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved