Penertiban lapak dan kios-kios pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kisruh. Para pedagang tak terima lapaknya dibongkar hingga melakukan aksi anarkis membakar puing-puing di hadapan petugas gabungan.
Tak hanya itu, para pedagang yang tergabung di Ikatan Pedagang Puncak (IPP) dan Himpunan Pedagang Puncak (HPP) nyaris baku hantam dengan petugas. Beberapa alat berat pun disiagakan untuk merobohkan dan membongkar kios-kios ilegal tersebut.
Pantauan di lokasi, terdengar suara teriakan dari pedagang. Mereka meminta agar lapak dan kios miliknya tidak di bongkar, sebab itu satu-satunya mata pencaharian untuk menafkahi kehidupannya sehari-hari.
"Entah mau gimana lagi, sekarang lapak tempat kami cari nafkah habis dibongkar. Kami enggak mau menempati kios di rest area Gunung Mas, karena kecil dan sepi pengunjung," ungkap para pedagang, Senin (24/6).
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Bogor, Cecep Imam Nagarasid mengatakan, penertiban ini dilakukan karena dilakukan penataan kurang lebih 331 bangunan liar, yang mana proses tersebut sudah dilakukan terlebih dahulu.
"Jadi kita sudah melakukan 7 hari sebelumnya agar para pedagang ini untuk mengosongkan bangunan. Tapi sampai tadi dan juga malam mereka tidak melakukan itu, makanya kami ingin tim gabungan dari TNI-Polri, termasuk unsur yang lain melakukan penindakan terhadap mereka yang melakukan perlawanan, khususnya dihari ini," kata Imam kepada wartawan.
Dia menyampaikan sangat ironis jika tindakan ini disebut tidak ada sosialisasi. Justru, tahun-tahun sebelumnya para pedagang ini meminta untuk direlokasi ke tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah yaitu di rest area. Namun, setelah tempat itu sudah disiapkan mereka beralasan tempat tersebut kecil dan bertahan di lokasi yang hari ini ditertibkan.
"Jadi kami atas arahan pimpinan dan kemudian berdasarkan Perda yang ada bangunan liar tanpa izin maka kami melakukan penataan hari ini. Sehingga para PKL yang ada di wilayah Cisarua berpindah ke rest area yang disiapkan oleh pemerintah," jelasnya.
Kemudian, Imam pun menanggapi terkait penertiban tersebut sempat keos. Memang kata dia, setiap dilakukan penertiban atau pembongkaran selalu saja ada perlawanan dari pedagang. Namun, pihaknya melakukan langkah-langkah humanis didalam penanganan tersebut.
"Tetapi, ketika para PKL melakukan anarkis maka kami melakukan tindakan tegas sesuai ketentuan di ambil unsur kepolisian," tegasnya.
Imam juga menyampaikan, dari aksi perlawanan yang dilakukan para pedagang maka terpaksa diantara meraka ada yang diamankan. "Kalau tidak salah ada dua orang yang kita amankan. Mereka betul-betul melakukan perbuatan anarkis kepada anggota kita," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved