Prevalensi stunting atau tengkes pada bayi di Jawa Barat tergolong tinggi mencapai 21,7 persen. Angka tersebut tentu harus ditekan untuk mencapai target prevalensi stunting nasional, yakni turun hingga 14 persen pada tahun 2024.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar untuk mempercepat penurunan stunting. Salah satunya memperkuat kolaborasi pemangku kepentingan untuk mewujudkan Jabar Zero New Stunting atau Jabar tanpa kasus baru stunting.
Menurut Sekretaris Daerah Jabar, Herman Suryatman, semua pihak harus bergerak progresif dan terstruktur untuk mencegah munculnya kasus baru stunting. Perhatian kepada ibu hamil dan balita usia 0 hingga 24 bulan amat krusial dalam pencegahan stunting.
"Jurusnya adalah sebelum kelahiran dan setelah kelahiran agar terwujud zero new stunting, sehingga bebas dari stunting," ucap Herman, Kamis (27/6).
Herman optimistis prevalensi stunting di Jawa Barat akan turun signifikan pada akhir 2024 jika semua pihak mengambil langkah-langkah akseleratif, progresif, dan terstruktur. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, turut serta dalam gotong royong mengatasi stunting.
"Kalau semuanya gotong royong, semuanya sabilulungan, saya yakin bisa," imbuhnya.
Herman menekankan komitmen dari semua pihak adalah kunci utama. Dengan semangat gotong royong dan komitmen yang kuat, Jawa Barat dapat mewujudkan Jabar Zero New Stunting.
"Yang paling penting adalah komitmen kita semua karena anggaran masing-masing kabupaten sudah ada. Di provinsi ada, di kabupaten ada, tinggal dikonsolidasikan. Anggaran bukan satu-satunya yang penting, komitmen yang utama," kata Herman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved