RMOLJabar. Keluarga Besar Keraton Kacirebonan menggelar tradisi Rajaban dalam rangka memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Acara dipusatkan di Prabayaksa Keraton Kacirebonan Kota Cirebon, Rabu (3/4) malam.
Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan Elang Iyan Arifudin Dendabrata mengatakan, ada tradisi membaca kitab Jawa Pegon pada tradisi Rajaban yang dilakukan setiap satu tahun sekali itu. Menurut Elang inti kitab tersebut adalah menjelaskan tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam kisah Isra Mi'raj, mulai dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso lanjut naik ke Sidratul Muntaha. Sebelum tiba ke langit ke-7 bertemu dengan Allah SWT, Nabi menemui para pendahulunya.
"Dari tiap-tiap langit ini diceritakan ada kejadian apa, bertemu dengan siapa, beliau bershillaturahmi dengan para pendahulunya yaitu para rosul yang pernah diutus oleh Allah untuk memberikan 1 tuntunan," kata pria yang karib disapa Elang Iyan.
Dalam pandangan Elang, dari kisah perjalanan Nabi (Isra Miraj) terkandung sebuah pelajaran berharga bagi umat manusia. Manusia, kata Dia, dianjurkan untuk memperbanyak shillaturahmi.
Selanjutnya, dari kisah Isra Mi'raj pula, umat manusia, terutama bagi para pemeluk agama Islam selaku umat Nabi Muhammad SAW, dikenalkan tentang kewajiban Shalat. Awalnya, kata Elang Iyan, kewajiban shalat itu sebanyak 50 waktu dalam sehari. Namun, mendapatkan keringanan dari Allah SWT.
"Di situ ada semacam kesepakatan atau mufakat dari para pendahulunya bahwa umat kanjeng Rasul atau umat Muhammad itu tidak akan mampu untuk melaksanakan shalat 50 waktu," papar Elang Iyan.
Elang Iyan menambahkan, selain itu, dari peringatan atau tradisi Isra Mi'raj diharapkan, masyarakat yang hadir mendapatkan barokah dari pembacaan kitab pegon. Sebab, kitab pegon merupakan sebuah buku yang berisi tentang rajaban.
Kitab pegon yang biasa dibaca pada tradisi rajaban, kata Dia, telah ada sejak 1 tahun sebelum Keraton Kacirebonan didirikan atau sekitar tahun 1809 an dan diterjemahkan ke dalam bahasa latin sekitar tahun 1970 an. Perubahan bahasa kitab itu tanpa merubah makna dan pengucapannya pun sama dengan bahasa cirebon kawi (dahulu).
"Secara penulisan sudah menggunakan bahasa latin dan next, ke depan, ini menjadi suatu PR buat kami di keluarga besar Keraton Kacirebonan, mudah-mudahan bisa ditranslet ke dalam bahasa Indonesia. Agar audiens yang hadir bisa paham apa isi kitab pegon itu sendiri," pungkasnya.
Hadir dalam acara tradisi Rajaban, Plt Kepala DKOKP (Edi Bagja), Kaula Muda, Keluarga Besar Keraton Kacirebonan dan berbagai kalangan. Sekedar diketahui, pembacaan tradisi rajaban (kitab pegon berbahasa cirebon) dipimpin oleh Pangeran Muhammad Ikhsan. [son]
© Copyright 2024, All Rights Reserved