Pernyataan kontroversial kembali dikeluarkan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. Kali ini, Yudian menyarankan agar Assalamualaikum diganti Salam Pancasila.
Menanggapi polemik tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) sekaligus Dosen Komunikasi Politik Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menyebut, pernyataan Yudian telah merusak keberagaman Indonesia, bahkan cenderung memantik konflik sosial.
"Pernyataan itu sangat berisiko konflik sosial, Yudian sangat mungkin hafal Pancasila, tetapi membaca corak komunikasinya, jelas sekali Yudian tidak sanggup mengimplementasikan dalam dirinya sendiri, ini menambah keyakinan publik jika BPIP sudah waktunya dimuseumkan" kata Dedi, Jumat (21/2/2020).
Menurutnya, Presiden Joko Widodo harus segera mengambil sikap terkait keberadaan BPIP. Sebab apabila kontroversi tersebut dipertahankan atau bahkan dipelihara, bisa merusak cita-cita kebangsaan yang seharusnya Pancasilais.
"Islam sebagai Agama sudah sangat Pancasila. Kalau berkenan membaca sejarah, Pancasila terilhami ajaran Agama, Islam justru dominan menyumbang substansi Pancasila," terangnya.
Lebih lanjut, Dedi menyatakan, apa yang dinyatakan Yudian cenderung offside. Pasalnya sebagai Kepala BPIP, Yudian tidak seharusnya memprovokasi publik dengan ujaran-ujaran yang dinilai ekstrim.
"Yudian memang intelektual, mungkin dia lupa jika tidak semua penduduk di negara ini sepadan dengan kapasitas intelektualnya, sehingga Yudian harus lebih bijak. Sekurang-kurangnya tidak membuat kegaduhan yang memicu kebencian sebagian kelompok masyarakat," ucap Dedi.
Dedi menerangkan, apabila BPIP harus dipertahankan keberadaannya, maka presiden harus lebih bisa mempertimbangkan tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Namun jika BPIP ditiadakan, dirinya menilai tidak akan mengurangi sikap Pancasilais warga negara Indonesia.
"Keberadaannya selama ini toh tidak terbukti semakin menguatkan Pancasila. Jika harus tetap ada, setidaknya presiden mengganti ketuanya yang lebih bijak, dan benar-benar memahami Pancasila subtantif," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved