Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor tengah mengatur strategi apabila isu soal inflasi benar-benar terjadi pada 2023 mendatang, termasuk pemindahan Ibukota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan. Hal tersebut diutarakan BPC PHRI Kota Bogor di rapat kerja cabang (rakercab) tahun 2022, di Hotel Ririn, Kota Bogor.
Ketua BPC PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengatakan, di rakercab perdana ini pengurus membahas berbagai agenda mulai dari update informasi hingga merumuskan program-program yang bakal dilaksanakan dengan bekerja sama semua pihak, salah satunya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
"Pertama adalah update informasi terkait dengan kegiatan usaha kita di bidang hotel dan restoran, aturan-aturan baru yang akan ditegakan ataupun yang sudah berlaku dievaluasi kembali. Intinya kita sharing dan update kegiatan internal," kata Yuno Abeta Lahay, Rabu (23/11).
Ia berharap, rakercab ini bisa menghasilkan rumusan program-program yang berdampak bagi para pelaku usaha hingga meningkatkan kontribusi sektor pariwisata ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor.
"Yang pasti jauh dari masalah, tidak ada masalah dan harapannya adalah satu sama lain anggota itu bisa saling mengingatkan dan tetap memenuhi aturan yang ada," ungkapnya.
Terkait dengan agenda akhir 2022, Yuno mengaku kondisinya masih nomal. Hanya saja, dirinya mengingatkan kepada para anggota untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Silahkan membuat program promosi yang bertujuan meningkatkan pendapatan hotel dan restoran. Tapi tetap jangan lupa sama protokol kesehatan dan juga mekanisme perizinan tentang keamanan dan ketertiban," ujarnya.
Sekretaris BPC PHRI Kota Bogor, Satria Pramadiva mengatakan, rakercab secara garis besar membahas berbagai kegiatan program kerja tahun ini dan tentunya membahas terkait permasalahan yang sedang ataupun berpotensi dihadapi ke depannya.
"Dalam jangka pendek, kami ada persiapan untuk hadir di Rakernas PHRI Yogya di bulan Februari 2023 nanti. Ada persiapan juga untuk membentuk kepanitian turnamen futsal dan mengaktifkan kembali PHRI Cup. Lalu sedang dibahas juga untuk pemindahan kembali Sekretariat BPC PHRI Kota Bogor ke Hotel Ririn," kata Satria.
Lanjut Satria, untuk program jangka menengah, ada rencana melanjutkan kerja sama dengan beberapa dinas terkait seperti membantu pelatihan hospitality skill dan lainnya untuk pengoptimalan Kampung Perca, rencana adanya etalase produk kerajinan lokal Kota Bogor di berbagai hotel, dan juga terkait pelatihan sumber daya manusia seperti di BLK Disnaker.
"Kami akan optimalkan kerja sama dengan berbagai pihak, untuk memajukan sektor perhotelan, restoran, dan wisata di Kota Bogor," jelasnya.
Satria juga memaparkan salah satu program jangka panjang PHRI Kota Bogor terkait sinergitas, kolaborasi dan menghadapi program pemerintah kedepan. Diharapkan pemerintah bisa terus bersinergi dengan PHRI untuk duduk bersama membuat perencanaan secara matang menghadapi pindahnya IKN (Ibu Kota Negara).
Seperti yang sudah diutarakan, sebelum pandemi covid-19, pajak daerah Kota Bogor lebih kurang 40% berasal dari sektor pariwisata yakni hotel, restoran, dan hiburan. Sedangkan hotel acap kali bergantung pada MICE yang banyak beririsan dengan kegiatan instansi.
"Terlepas dari support kita terhadap kebijakan pemerintah, perencanaan harus kita lakukan dengan sangat matang untuk mendukung sektor pariwisata dan mereka yang menggantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Insya Allah saya bersama PHRI siap menjadi garda terdepan dalam membela kepentingan mereka yang hidup dari sektor hotel dan restoran," tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved