Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai berpotensi besar membentuk poros baru untuk menandingi Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Pilgub Jawa Barat. Poros itu gabungan dari PKS, PPP, PKB dan ditambah PDI Perjuangan.
Direktur Eksekutif Trias Politika Institute, Agung Baskoro mengatakan, peluang terbentuknya poros yang dirumorkan bernama Koalisi Santri itu lantaran PKS kuat di basis Islam perkotaan. Ceruk pemilih Islam di perdesaan nantinya bisa ditambal oleh PKB dan PPP.
"Kalau ini bareng, saya melihat potensi kemenangannya ada besar, kenapa enggak dibuat? Karena ini open election, peta masih terbuka, dinamika masih banyak, digagas aja poros Islam, ataukah namanya nanti poros tengah atau santri, terserah namanya," kata Agung di Bandung, Sabtu (10/8).
Menurut Agung, potensi partai-partai Islam bersatu di Jabar momennya terbuka saat ini. Terlebih tokoh-tokoh yang ada di parpol tersebut potensial semua. Bahkan peluang menangnya kian terbuka manakala mengajak gabung PDIP.
"Apalagi kalau soal PDIP tuh, ngeri itu barang," ucapnya.
Agung menegaskan, keharusan PKS membuat poros dan memunculkan nama calon baru agar nantinya mesin partai tersebut terus bergerak aktif dan massif. Selain itu, pilihan masyarakat akan figur yang akan dipilihnya nanti bisa bervariatif.
"Kalau nggak membuat poros baru, kemungkinan PKS jadi penonton itu sangat besar. Jadi itu mubazir sekali," bebernya.
Oleh karenanya, Agung menyarankan agar PKS membuka diri dan berkomunikasi untuk serius menggarap poros tersebut, baik dengan yang seideologi atau di luar itu. Lebih jauh PKS keluar dari zona nyaman dan memulai komunikasi sebagaimana KIM Plus di Jakarta.
"Kalau saya kemarin berapa kali ngomong di media ini ada wacana KIM Plus (di Jakarta), harusnya Koalisi Perubahan buat wajah baru, Koalisi Perubahan Plus, tarik masuk, beradu, ini menarik head to head," katanya.
"Nah di Jabar juga begitu main wacana, Koalisi Santri, koalisi poros tengah atau apalah harus ada Perubahan Plus, masuk PDIP jadi Perubahan Plus," imbuhnya.
Disinggung peluang poros itu mendorong Haru Suandharu dari PKS dan Susi Pudjiastuti yang diusung PDIP berduet, Agung menilai, pasangan itu cukup menarik. Setidaknya ada dua alasan yang membuat pasangan itu layak menandingi KIM.
"Pak Haru-nya punya mesin, Ibu Susi-nya punya elektabilitas. Nah kalau mesin dan figur ini bersatu, peluang untuk memenangkan Pilkada itu lebih besar," paparnya.
Alasannya, imbuh Agung, PKS yang memiliki mesin sudah teruji kinerjanya. Sedangkan Susi yang memiliki elektabilitaa sudah terbaca oleh survei mainstream.
"Jadi saya melihat idealnya pilkada itu perkawinan antara figur dan mesin (partai), jangan hanya salah satu saja, figur saja atau mesin saja. PKS butuh figur, figur butuh PKS jadi relasi-relasi yang mutualistik seperti itu," ucapnya.
Opsi lain yang bisa dimunculkan poros itu pun adalah mendorong Sandiaga Uno dari PPP. Agung memprediksi, Pilgub Jabar bakal ramai dan menghadirkan pertarungan yang dahsyat.
"Saya enggak kebayang kalau Sandi di sini, itu memang dahsyat jadi sentrumnya bukan lagi Jakarta, bisa ke Jawa Barat semua sorot elite-elite nasional kayak gitu," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved