Polisi telah menerima video rekaman pengeroyokan wartawan Kompas TV, Bodhiya Vimala Sucitto, saat meliput sidang putusan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Kamis (11/7).
Rekaman detik-detik pengeroyokan tersebut juga diabadikan oleh salah satu awak media yang berada di dekat Bodhiya. Video tersebut diserahkan oleh korban kepada kepolisian saat membuat laporan polisi (LP) di SPKT Polda Metro Jaya dengan nomor: LP/B/3926/VII/2024/SPKT/Polda Metro Jaya.
"Pelapor menghadirkan dua barang bukti yaitu video dan kamera digital," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (13/7).
Dari video tersebut, penyidik akan meneliti dan memeriksa korban serta saksi-saksi yang ada di lokasi. Selain video dari korban, polisi juga mencari rekaman CCTV yang ada di lokasi.
"Dilakukan pendalaman oleh penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Pada prinsipnya, semua laporan yang masuk ke Polda Metro Jaya akan diproses. Jadi mohon waktu," imbuh Ade.
Sementara itu, Bodhiya menceritakan awal mula kericuhan saat awak media (televisi, radio, cetak, dan online) hendak mengambil gambar setelah vonis SYL dibacakan hakim PN Tipikor. Saat itu, beberapa orang yang diduga anggota Ormas pendukung SYL membuat kericuhan dan sempat terlibat aksi dorong dengan sejumlah awak media.
"Selesai sidang, awak TV blocking untuk doorstop di akhir persidangan. Kemudian Ormas itu masuk dan menutup pintu ruang sidang. Kondisi ruang sidang saat itu penuh dan mereka menutup pintu keluar dengan berjejer. Sebenarnya sudah ada kesepakatan dengan Ormas tersebut, karena awak TV lain juga meminta jalan dibuka supaya pas SYL keluar kita bisa sama-sama mengambil gambar," tutur Bodhiya.
"Tapi saat SYL keluar, mereka langsung desak-desakan, ikut keluar, dorong-dorongan, dan akhirnya membuat suasana rusuh," sambungnya.
Bodhiya menyebut dirinya sempat dikejar dan ditendang oleh beberapa anggota Ormas.
"Lalu ada anggota Ormas datang kepada saya, memukul dan menendang. Alat-alat saya juga mengalami kerusakan. Saya jatuh, keinjak-injak, ketendang segala macam, karena saya harus melindungi alat liputan," papar Bodhiya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved