Tidak ada satu umat pun yang menginginkan syiar Islam di masjid redup. Akan tetapi, keputusan pemerintah yang sementara waktu meniadakan salat Jumat dan salat berjamaah untuk meredam sebaran virus corona baru (Covid-19) harus tetap dihargai.
Demikian disampaikan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Hasan Nuri Hidayatullah, dalam pesan tertulisnya kepada sejumlah awak media, Sabtu (21/3).
Menurutnya, keputusan pemerintah tetap harus dihargai dan dihormati sebagai upaya menuju penyelamatan jiwa warganya. Sebagaimana tuntunan "Tashorruful Imam Lirroiyyah Man'utun Bil Mashlahah", yakni kebijakan pemimpin haruslah dalam rangka kemaslahatan rakyatnya.
Karenanya, PWNU Jawa Barat sangat menyesalkan terjadinya aksi di Masjid Raya Bandung, Jumat (20/3) kemarin, yang seolah seolah hilang baik sangka dan tafahum di antara sesama dalam menyikapi keputusan pemerintah sebagai upaya meredam penyebaran Covid-19.
"Kita harus hormati keputusan pemerintah, jangan hilangkan baik sangka dan tafahum kita di antara sesama dalam menyikapi keputusan ini," ujar Hasan.
Lebih jauh, Hasan menerangkan, yang menjadi anjuran pemerintah untuk dihindari tidak hanya masjid, melainkan juga pusat keramaian lainnya, lantaran berpotensi menjadi tempat sebaran wabah virus corona.
"Para ulama sudah menyampaikan pandangan mengenai dasar-dasar jika dilanjutkan aktivitas normal atau dihentikan. Ini menunjukkan hal tersebut masuk dalam ranah berpotensi terjadi khilafiyah," tuturnya.
Maka dari itu, pihaknya mengajak semua elemen masyarakat menyatukan langkah dan pikiran menuju keselamatan bersama dari mewavahnta virus corona, dengan jiwa serta pandangan hati yang tulus dan bersih, sehingga bisa menerima segala upaya positif dari semua pihak.
"Semoga dengan pikiran yang positif akan mendatangkan percepatan datangnya pertolongan Allah bagi bangsa Indonesia tercinta," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved