RMOLJabar. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menilai, industri 4.0 menjadi tantangan bagi arsitek. Untuk itu, dirinya meminta arsitek untuk beradaptasi dengan kebutuhan zaman yang berubah secara dinamis.
"Tantangan zaman makin besar, kalau saya titip pesan kira-kira jangan pasif di zaman yang serba dinamis. Kita harus jadi arsitek yang sangat aktif, tidak bisa menunggu tapi juga proaktif," ucap Emil, sapaan akrabnya, di Dago Tea House, Kota Bandung, Rabu (18/9).
"Dan dimensi-dimensi baru harus juga bisa diadaptasi. Ada isu 4.0, ada isu inklusif, Architecture Without Walls ini saya kira salah satu semangat bahwa yang harus dilayani arsitek tidak hanya mereka yang mampu membayar tapi juga pihak-pihak yang ber-kesusahan," sambungnya.
Sebagai orang yang memiliki latar belakang arsitek, Emil mengajak para arsitek Indonesia untuk memiliki semangat inklusivitas.
"Satu hal yang jadi renungan saya, profesi arsitek adalah profesi yang umurnya panjang. Dalam revolusi industri 4.0, di mana pekerjaan-pekerjaan rutin akan digantikan oleh robot, oleh hitungan internet, oleh artificial intelegent, oleh Internet of Think (IOT), dan seterusnya," paparnya.
Dengan begitu, kata Emil, para arsitek dapat menjawab tantangan zaman pada masa depan. Karena, profesi yang akan bertahan pada masa depan merupakan profesi yang bersifat problem solving.
"Yang bertahan dalam revolusi besar di 4.0 ini adalah profesi-profesi yang problem solving profession," tandasnya.[son]
© Copyright 2024, All Rights Reserved