Forum Kerukunan Komunitas Cirebon (Forkoci) yang terlahir dari dunia maya (Facebook) pada 2011 lalu, meminta anggotanya menghadapi new era virtual police.
Demikian dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Forkoci, Maryadinata di bilangan Talun Cirebon, Minggu (21/3).
Pria yang akrab disapa Arya ini mengklaim, anggota Forkoci sudah mampu memfilter derasnya arus informasi, sehingga mampu memilah berita-berita hoaks yang bertaburan di media sosial (medsos).
"Jauh sebelum adanya virtual police yang digagas oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, DPP Forkoci sudah memiliki program edukasi agar anggota dan masyarakat dapat memfilter dan lebih smart daripada HP pintar miliknya,” ungkapnya.
Arya mengatakan, Forkoci sudah bertahun-tahun memiliki program desa viesta yang secara rutin setiap bulannya menggelar acara menarik yang melibatkan para bloger Cirebon dan instansi terkait lainnya dalam gerakan literasi digital.
"Program Desa viesta menyasar semua kalangan umur, mulai dari remaja hingga masyarakat yang sudah berumur diberikan edukasi citizen jurnalism,” katanya.
Arya mengaku di era pandemi Covid-19 pihaknya melalui meeting zoom tetap memberikan bimbingan secara virtual agar arah organisasi jelas, karena Forkoci lahir dari dunia maya (Facebook).
“Saat ini kami membuat Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Forkoci untuk membantu khususnya anggota dan masyarakat lainnya,“ tandas Arya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved