RMOLJabar. Seorang santri yang mengenyam pendidikan di sebuah pondok pesantren, diharapkan dapat berbenah diri dan meningkatkan intelektualitas. Tidak hanya ilmu agama, para santri pun diminta untuk memperdalam ilmu-ilmu umum.
Harapan tersebut disampaikan oleh seorang tokoh agama asal Indramayu, KH. Abdul Syakur Yasin. Hal itu dianggap penting, agar para santri siap untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 guna mempertahankan NKRI.
Kiai yang akrab disapa Buya Syakur mengatakan, bahwa beban seorang santri lebih besar daripada yang non-santri. Pasalnya, selain ilmu-ilmu agama, para santri pun dituntut untuk mempelajari ilmu-ilmu umum. Untuk itu, pondok pesantren diminta untuk merubah pola pikir dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan menyambut akan hadirnya kemajuan teknologi.
"Kedepan harus dibangun metodologi yang efesien dan efektif," ungkap Buya Syakur saat bertindak sebagai pemateri pada seminar kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2019 yang diselenggarakan di Aula Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, Senin (21/10).
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Abdullah Syukri, Pengajar di Pesantren Buntet Cirebon yang juga bertindak sebagai pemateri mengatakan, di era revolusi industri 4.0, seorang santri harus semakin kreatif dan memiliki pemikiran yang selalu dapat memberikan banyak solusi di setiap permasalahan yang ada.
"Peran santri harus meluas, tidak hanya tersentrum di pesantren. Tapi pesantren sebagai pusat daripada inspirasi yang nanti disebarkan oleh para santri," kata pengajar yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, asuhan KH. Maimoen Zubair.
Lebih lanjut, Abdullah Syukri pun berharap agar kedepannya para santri dapat berperan banyak di berbagai sektor dalam kehidupan masyarakat. [gan]
© Copyright 2024, All Rights Reserved