Pasien keracunan massal yang diduga akibat konsumsi hidangan hajatan di Kampung Cijengkol RT 05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus berdatangan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lembang hingga Selasa (28/2) sore. Akibatnya, jumlah pasien rawat inap turut bertambah.
Direktur Utama RSUD Lembang Achmad Oktorudy mengatakan, berdasarkan update terbaru, jumlah pasien keracunan massal yang dirujuk ke RSUD Lembang hingga hari ini mengalami kenaikan yakni, mencapai 21 orang.
"Yang di rawat itu enam orang, yang observasi di UGD enam orang, yang sembilan orang pulang," ucap Achmad saat ditemui di RSUD Lembang.
Ia mnjelaskan, untuk sembilan pasien yang diperbolehkan pulang. Sebagian besar, kata Achmad, tidak ada indikasi untuk dirawat inap meskipun gejala awalnya mengalami mual, muntah, hingga diare seperti kebanyakan pasien keracunan lainnya.
"Tapi kalau ada apa-apa tentang kondisinya boleh kembali lagi," ujarnya.
Selain tidak ada indikasi untuk rawat inap, Achmad memaparkan, kesembilan pasien yang diperbolehkan pulang atau rawat jalan rata-rata mengalami diare dan dehidrasi antara ringan sampai sedang. Sementara untuk dehidrasi berat, kata dia, telah mendapatkan penanganan lebih intensif.
"Pasien yang dirawat karena kekurangan cairan jadi kita harus rehidrasi, kembalikan cairan lagi, Alhamdulillah sekarang udah ada yang rehidrasi, ada yang berproses tidak lemas lagi," terang Achmad.
Disinggung terkait masalah infeksi masalah organ pencernaan akibat keracunan makanan, dia menegaskan, hingga saat ini tidak ada pasien keracunan massal yang ditangani RSUD Lembang yang mengalami infeksi saluran maupun organ pencernaan.
"Alhamdulillah masih aman, tapi terus kita pantau. Saya dengan dokter penanggungjawabnya selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien-pasien ini dan disini tidak ada pungutan biaya sama sekali karena ini murni kejadian luar biasa,"demikian Achmad. (Alvin Iskandar)
© Copyright 2024, All Rights Reserved