Temuan Lembaga Survei Polsight periode 3 sampai 7 Februari menunjukkan elektabilitas suara Prabowo di Jawa Barat di tahun 2024 tergerus hingga 11,43% dibandingkan suara Prabowo pada Pilpres tahun 2019.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Polsight, Yusa Djuyandi, dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (10/2).
“Perolehan suara Prabowo pada Pilpres 2019 lalu yaitu 59,93 persen di Jawa Barat. Namun, kami menemukan elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Barat saat ini hanya 48,50 persen. Dengan kata lain, Prabowo berpotensi kehilangan suara masyarakat Jawa Barat sebesar lebih dari 4,08 juta pemilih,” kata Yusa.
Menurutnya, penurunan suara Prabowo masih memungkinkan terjadi hingga hari-H pencoblosan 14 Februari mendatang.
“Sementara saingan terdekat Prabowo adalah pasangan Anies-Muhaimin dengan presentase 32,17 persen. Disusul pasangan Ganjar-Mahfud tertinggal jauh di angka 14,08 persen,” sebut Yusa.
Sementara suara Anies-Muhaimin, kata dia, cenderung mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan survei-survei sebelumnya. “Suara Anies-Muhaimin sebelumnya tidak pernah menyentuh angka 20 persen. Namun pada survei kali ini melejit hingga 32,17 persen dan diprediksi akan terus merangkak naik hingga hari-H pencoblosan,” sebut Yusa.
Masih dari hasil survei Polsight, pada Pemilu Legislatif di Jawa Barat, Gerindra dan PKS bersaing ketat. “Elektabilitas Gerindra sebesar 19,75 persen, sedangkan PKS 18,67 persen. Kemudian, di posisi selanjutnya ada PDIP 15,50 persen, Golkar 13,08 persen, Nasdem 5,42 persen, PKB 5,00 persen, Demokrat 4,58 persen, PAN 4,17 persen, dan partai lainnya dibawah 2 persen,” tutur Yusa.
Dijelaskannya, dengan selisih yang sangat tipis antara suara PKS dan Gerindra (1,08 persen) maka masih terbuka kemungkinan bagi keduanya untuk menjadi partai pemenang Pemilu Legislatif di Jawa Barat.
“ Temuan-temuan tersebut memotret peta kekuatan politik elektoral Calon Presiden dan Wakil Presiden serta Partai Politik di Jawa Barat saat ini. Kemungkinan perubahan masih memungkinkan terjadi, meskipun tahapan Pemilu akan memasuki masa tenang pada 11-13 Februari 2024,” demikian Yusa Djuyandi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved