RMOLJabar. Dua bulan memasuki musim kemarau, Sungai Cijanggel di Gunung Burangrang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat mulai mengering.
Sungai Cijanggel merupakan salah satu sumber air bersih bagi pertanian dan kebutuhan rumah tangga warga Bandung Raya.
Berdasarkan pantauan RMOLJabar, debit air di muara sungai menurun tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan penduduk, industri dan pertanian.
Hal itu terlihat dari banyaknya saluran pipa ilegal selain pipa milik tiga perusahaan dagang air minum.
Tercatat tiga perusahaan dagang air minum mengambil air di hulu Cijanggel, yakni PDAM Tirtawening, PDAM Tirtaraharja, dan PT Perdana Multiguna Sarana.
Selain dimanfaatkan masyarakat yang tinggal di radius 1-2 kilometer dari hulu Cijanggel, pemipaan air juga dilakukan oleh sejumlah instansi pemerintah maupun swasta.
Kehadiran berbagai tempat wisata di daerah Cisarua juga menyedot air dengan debit yang tak sedikit dari Cijanggel. Keringnya Cijanggel juga mengancam kelestarian air irigasi bagi 371 hektare lahan pertanian di Bandung Barat dan 20 hektare di Kota Cimahi.
Dede Tarsa (55), salah seorang warga sekitar menuturkan, Sungai Cijanggel sudah mengering sejak awal musim kemarau. Kondisi semakin parah dengan banyaknya pipa yang menyedot air dari muara sungai.
"Sudah sebulan lebih sungainya kering, dari awal kemarau saja. Setiap tahun, kalau musim kemarau, sungai ini pasti kering," ujarnya di sekitar sungai Cijanggel, Rabu (10/7).
Menurut Dede, ada sekitar 40 lebih pipa yang memanfaatkan Sungai Cijanggel sebagai sumber air bersih. Kondisi itu jelas akan membuat debit air menurun dimusim kemarau ini.
"Kalau pipanya enggak sebanyak itu, kekeringan air tak separah sekarang," ujarnya.
Terpisah, Manager Junior Humas dan Kesekretariatan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, Sri Hartati mengatakan, kapasitas produksi air bersih dari sumber air Cijanggel sebetulnya mencapai 166 liter per detik. Namun musim kemarau ini turun hingga 80 liter per detik.
"Kalau perkiraan kami hujan itu awal Agustus seperti tahun lalu. Tapi tahun ini ternyata sudah kemarau dari Juni, sudah turun sampai 80 liter per detik," kata Sri.
PDAM Tirta Raharja mencakup tiga pelayanan, yakni pelayanan wilayah utara yang meliputi Kota Cimahi, Cisarua, Lembang, Cikalongwetan, Batujajar, Cililin dan Padalarang (Kabupaten Bandung Barat). Jumlah Sambungan Rumah (SR)-nya mencapai 27.172 rumah.
Kemudian, wilayah pelayanan selatan yang meliputi daerah di Kabupaten Bandung seperti Soreang, Ciwideuy, Banjaran, Pangalengan dan Kutawaringin. Total ada 31.526 SR.
Serta wilayah pelayanan timur yang meliputi Ciparay, Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Rancaekek, Majalaya dan Cicalengka. Jumla SR-nya mencapai 40.307 SR.
Menyusutnya produksi air yang bersumber dari Sungai Cijanggel itu berdampak terhadap distribusi air di pelayanan wilayah utara.
"Wilayah yang terdamlaknya cukup lumayan, khususnya Cimahi dan KBB," tandas Sri. [yud]
© Copyright 2024, All Rights Reserved