Puluhan Kepala Keluarga (KK) yang berada di Desa Cisetu, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka terancam tidak akan lagi menikmati air bersih dari Sarana Penyedia Air Minum (SPAM) Tirta Setu.
Pasalnya, di tengah pandemi Covid-19 saat ini pembayaran tagihan rekening listrik sebagai sarana dan prasarana pendistribusian air bersih bagi masyarakat mengalami kenaikan berkali lipat, setiap bulannya.
Meningginya tagihan pembayaran rekening listrik yang terus mengalami perubahan, membuat pihak Kelompok Pengelola Penyedia Air Minum (KPSPAM) Tirta Setu, sudah tidak sanggup lagi mengaliri air bersih ke masyarakat.
"Kita sudah tidak sanggup lagi untuk mengoperasikan mesin ini, karena tagihan pembayaran rekening listrik terus naik," ujar Ketua KPSPAM, Rohmat kepada Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (17/07).
Rohmat mengungkapkan, selama ini jumlah penerima SPAM Tirta Setu, sebanyak 58 KK yang merupakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan pihak pengelola SPAM menetapkan tarif biaya setiap bulannya hanya Rp 3 ribu /M3 Air.
"Biasanya, setiap bulan kita hanya melakukan tagihan pembayaran listrik sekitar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu. Namun, kali ini sudah beberapa bulan tagihan pembayaran listrik mencapai Rp 800 ribu, bahkan bulan sekarang saja, tagihan listrik hingga Rp 1.2 juta," ungkapnya.
Dijelaskan Rohmat, pihaknya mengaku saat ini SPAM Tirta Setu, akan diserahkan ke pihak desa, karena sudah tidak sanggup untuk membayar tagihan listrik yang terus mengalami kenaikan.
"Padahal, saat ini sudah memasuki musim kemarau. Jika SPAM Tirta Setu tak lagi beroperasi maka puluhan warga yang notabene berpenghasilan rendah itu, akan terancam tidak lagi menikmati sarana air bersih tersebut," jelasnya.
Terpisah, Kepala Desa Cisetu, Iwan Kriswana menyayangkan adanya kenaikan tarif biaya listrik untuk SPAM Tirta Setu.
Dia juga mengkhawatirkan adanya kenaikan listrik ini, menjadi penghambat bahkan tidak lagi bermanfaat bagi masyarakat yang mana SPAM itu merupakan Monumen Cipta Karya (MCK).
"Adanya SPAM Tirta Setu ini, merupakan usulan Pemerintah Desa (Pemdes) Cisetu ke Kementrian PUTR bagian Kecipta Karyaan. Dan Alhamdulilah hasil jerih payah kami, SPAM akhirnya terealisasikan, namun kenaikan listrik inilah yang jadi masalah besarnya saat ini," paparnya.
Iwan menambahkan, SPAM Tirta Setu sendiri, berdiri pada tanggal 5 Desember 2018 lalu. Dan selama kurang lebih 1.5 tahun terakhir ini, sejumlah 58 kepala keluarga yang berpenghasilan rendah atau warga kurang mampu bisa menikmati air bersih tersebut.
"Sehingga, dengan adanya permasalahan seperti ini, tentu masyarakat sangat resah, karena sekarang akan menghadapi musim kemarau dan tentunya sangat membutuhkan air bersih dari SPAM Tirta Setu tersebut," Ucapnya.
Oleh karenanya, Iwan meminta kepada Pemerintah Daerah Majalengka maupun pihak PLN atau pun instansi terkait agar segera menindaklanjuti permasalahan yang terjadi karena menyangkut hajat masyarakat banyak.
"Semoga saja Pemerintah Kabupaten Majalengka mampu mendengar keluh kesah yang kami rasakan dibawah, apalagi mau memasuki musim kemarau yang sangat berdampak bagi warga yang kurang mampu," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved