Pedagang sayuran dan lainnya, yang biasa berjualan di Jalan Pedati, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor akan menggeruduk dan menduduki gedung Balaikota Bogor.
Rencana itu dampak dibersihkannya lapak mereka oleh sejumlah SKPD di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang mengaku atas perintah Wali Kota Bima Arya, pada Senin (2/1) lalu.
Saat ini, mereka mengaku tak punya pemasukan pasca "diusir" Wali Kota Bogor. Akhirnya, mereka ingin bertemu langsung dengan pejabat yang ada di lingkungan Balaikota, salah satunya Sekda Kota Bogor untuk dicarikan solusi.
Koordinator Pedagang Pasar Pedati, Nana Sukarna mengatakan, rencana mendatangi Balaikota itu untuk audensi dan meminta solusi, pasca ditertibkan.
“Kami perwakilan para pedagang mau ke Balaikota, mau menemui Sekda, minta audiensi. Suratnya sedang kita buat untuk segera dilayangkan ke Pemkot," kata Nana Sukarna kepada wartawan, Rabu (4/1) malam.
Dalam audiensi nanti, pihaknya ingin meminta arahan, serta solusi dari Pemkot Bogor, dengan harapan para pedagang masih bisa tetap berjualan di lokasi yang sama. Karena, saat ini para pemilik toko kebingungan berjualan dengan adanya penertiban yang dilakukan Pemkot.
“Mau minta arahan dari bu Sekda, bagaimana kami bisa tetap berjualan di sini. Sedangkan kami jualan tidak di trotoar, atau tidak di badan jalan,” ucap Nana.
Terkait kemarahan Walikota di Jalan Pedati karena banyaknya terpal di toko-toko sepanjang jalan Pedati, Nana menerangkan bahwa terpal yang terpasang itu untuk antisipasi hujan, supaya dagangannya tidak terkena air hujan.
“Kemarin banyak terpal itu karena hujan gede sehari sebelumnya, kalau gak hujan ga dipasang terpal,” sambung dia.
Pada kesempatan ini, Nana juga menilai, kebijakan tidak boleh berjualan di Jalan Pedati ini sangat pedas. Karena, lokasi berjualan para pedagang bukanlah di trotoar atau badan jalan, melainkan di lahan milik toko, dan para pemilik toko mengizinkan.
“Makanya kami mau minta toleransi dan kebijakan dari pak Walikota, supaya bisa tetap berjualan, karena ini menyangkutnya soal perut, ratusan pedagang gara-gara dibubarin sekarang pada ngeluh gak ada pemasukan dan nafkah untuk keluarganya,” jelas Nana.
Disinggung mengenai solusi masuk ke Pasar Bogor, Nana malah balik mempertanyakannya. Sebab, Pasar Bogor sendiri rencananya akan dirobohkan.
“Pasar Bogor aja sekarang mau diruntuhin. Di mana, tidak ada? Gak nampung kan, dari dulu juga gak nampung, (pedagang) dari Pedati saja ada 693 lapak,” ujarnya.
Senada, pedagang toko Sumber Market di Jalan Pedati, Irpan Effendi mengaku kecewa terhadap aksi penertiban yang dilakukan Pemkot Bogor. Karena tidak ada solusi bagi pedagang. Akibatnya, pedagang mengalami kerugian karena tak bisa berjualan.
“Dulu, ketika Jalan Pedati dibangun kami pedagang toko mengalami kerugian, karena merosotnya pembeli akibat Jalan Pedati ditutup. Sekarang pedagang di usir, otomatis kami bakal rugi lagi. Mana solusi dari Pemkot untuk kami. Banyak pedagang kecil di sini yang akhirnya hilang pekerjaannya,” kata Irpan yang juga Ketua Paguyuban Pasar Pedati ini.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya memulai hari pertama kerja di tahun 2023 dengan emosi. Hal itu terjadi saat politisi PAN ini melakukan sidak ke Jalan Pedati, Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, pada Senin (2/1).
Dalam sidaknya, Bima Arya terpancing emosi lantaran melihat Pedagang Kaki Lima (PKL) semrawut berjualan di areal pedestrian Pedati. Melihat itu, Bima pun langsung menertibkan para PKL, dan meminta mereka untuk tidak berjualan kembali di pedestrian Pedati.
Tidak hanya membubarkan, Bima Arya turut memindahkan motor yang terparkir sembarangan, dan memotong tali yang digunakan PKL untuk memasang tenda.
Kemudian, ia juga memimpin langsung penyemprotan Pedestrian Pedati, dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran, untuk membersihkan puing sampah bekas para PKL.
“Ya 2023 ini kita akan pastikan yang menjadi target dituntaskan, ini semua dikomunikasikan dengan rapih termasuk kegiatan yang sudah selesai, ya harus betul-betul dijaga,” kata Bima Arya kepada wartawan.
“Tadi Lawangseketeng, Pedati saya pastikan juga dibersihkan steril, pedagang sesuai dengan rencana untuk tidak berjualan di jalan,” sambung dia.
Mengantisipasi hal ini terulang, diakui Bima, pihaknya sudah meminta Camat, Lurah hingga Satpol PP Kota Bogor untuk berkoordinasi dengan para PKL untuk tidak berjualan kembali di pedestrian.
“Dan sebenarnya kemarin sudah ada pembicaraan-pembicaraan masuk ke pasar ini (Pasar Bogor) atau ke yang lain, karena ketika itu di bangun (pedestrian) tidak dimasukan untuk memfasilitasi mereka, harus rapih karena ada konsep lain nanti di situ. Itu akan menjadi sentral UMKM,” pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved