Warga Kampung Pos Wetan, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) melakukan aksi unjuk rasa. Kekesalan tersebut membludak imbas dari ditutupnya akses jalan berupa gang secara sepihak, akibatnya warga terpaksa mencari jalan memutar keluar dari pemukiman yang lebih jauh dari yang biasanya.
Salah seorang warga setempat, Juji (56) mengakui, selain kesal, dirinya beserta warga lainnya merasa kecewa dengan ditutupnya Gang Rahayu oleh pihak Marietje secara sepihak karena berdampak terhadap mobilitas warga yang sudah sejak lama menggunakan akses jalan gang tersebut.
"Iya, ini jalan aktif. Setiap hari digunakan warga yang dagang bawa gerobak, mau sekolah, mau ke masjid pada lewat sini," terang Juji saat ditemui, Senin (5/8).
Diakui Juji, dirinya tidak mengetahui alasan penutupan gang tersebut karena tidak ada pemberitahuan dan ditutup secara mendadak.
"Jelasnya kenapa ini (gang ditutup) saya tidak tahu, warga juga tidak tahu. Karena tidak ada pemberitahuan juga waktu akan ditutup," katanya.
Terkait kepemilikan tanah, dia menyampaikan, pihaknya tidak mengetahui kepemilikan tanah tersebut milik siapa. Sebab, sudah sejak lama menjadi akses utama bagi puluhan warga.
"Kami sih tidak memaksa atau bagaimana, cuma kalau bisa dibuka lagi, toh ini jalan buat warga juga," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kusmayadi (64) menerangkan, dirinya lahir dan besar di dalam gang wilayah tersebut. Bahkan akses gang yang ditutup pihak Marietje sudah ada sejak tahun 1967 silam sebagai akses utama warga.
"Jadi gang ini sudah ada sejak saya kecil, saya lahir tahun 60 di sini. Waktu SD gang ini sudah ada. Sekarang ditutup, kenapa? Kita pengennya dibuka lagi!" tegas Kusmayadi.
Berdasarkan pantauan Kantor Berita RMOLJabar, Gang Rahayu dipenuhi berbagai poster protes yang dituliskan warga sebagai bentuk kekecewaan atas ditutupnya akses gang di sepanjang jalan yang membelah sejumlah RT di RW 11 dan RW 12 Kampung Pos wetan, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, KBB.
© Copyright 2024, All Rights Reserved