Puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Assaroji, Kampung Pereng, Desa Cikawo, Kabupaten Bandung belajar mengolah kopi. Hal itu dilakukan sebagai upaya meningkatkan kreativitas para santri.
"Tujuannya untuk menunjang kreativitas santri. Santri setelah selesai dari ponpes mendapat ilmu yang beragam, tidak hanya agama, tetapi juga ilmu lain yang menunjang proses keberlangsungan hidupnya setelah dari pesantren," kata Koordinator Wilayah Santri Dukung Ganjar (SDG) Jabar, Ach Hakiki, Kamis (6/4).
Hakiki menuturkan, jiwa entrepreneur santri harus terus ditingkatkan khususnya di Jabar. Dengan jiwa entrepreneur itu, mereka berpotensi untuk memperkuat lini perekonomian yang Islami.
Tak hanya itu, berbekal ilmu pengelolaan kopi, Hakiki optimis para santri dapat menjadi entrepreneur kelas impor.
"Mereka juga dapat membuka usaha-usaha kopi seperti membuka kedai kopi. Bahkan, mereka nantinya bisa mengekspor kopi dan lebih mengenalkan kopi dari Kabupaten Bandung," tuturnya.
Hakiki menjelaskan, SDG Jabar memberikan edukasi dan pelatihan pengolahan kopi dari mulai budidaya hingga pemasaran.
"Kami menggelar pelatihan mengolah kopi dari hilir ke hulu bagi para santri dan juga warga sekitar. Kami juga mengadakan doa bersama," jelasnya.
Hakiki menegaskan, dalam menggelar kegiatan tersebut, pihaknya terinspirasi dari sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang merakyat dan peduli terhadap santri.
"Kami terinspirasi dari sosok Pak Ganjar. Beliau adalah sosok yang merakyat. Beliau sangat baik untuk dijadikan contoh sehingga kami melaksanakan kegiatan bersama santri dan masyarakat," ujarnya.
Sukarelawan pendukung Ganjar Pranowo tersebut juga mengajak warga di sekitar ponpes ini untuk ikut berpartisipasi dalam pelatihan yang dapat membuka peluang usaha, yaitu pengolahan kopi.
"Kopi itu nanti bukan hanya santri dan pondok pesantren yang melakukan pengolahan, jual beli, dan sebagainya, melainkan warga sekitar juga ikut berpartisipasi," ungkapnya.
Hakiki juga berharap ponpes dan para santrinya di Kabupaten Bandung bisa terus berkreasi dan mengasah kemampuan mereka di bidang kopi.
"Semoga pondok pesantren dan para santri di Kabupaten Bandung, khususnya Kecamatan Pacet, bisa terus berkreasi dengan baik, bisa mengeksplor hasil tani di wilayah sekitar," ucapnya.
Sementara itu, Rismayanti, peserta pelatihan pengolahan kopi, mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para santri di ponpes ini.
"Cukup menarik, menambah wawasan bagi santri dan warga di sini," kata Rismayanti.
Perempuan yang merupakan santriwati Ponpes Miftahul Huda Assaroji ini menyatakan dirinya menjadi tahu cara menanam hingga mengolah kopi dengan baik dan benar.
"Banyak ya, salah satunya cara pengolahan kopi. Tadi juga dijelaskan cara menanam kopi dengan baik," katanya.
Setelah mengikuti pelatihan ini, dia berharap ke depan bisa menjadi pengusaha kopi. Misalnya, dapat membuka kedai kopi.
"Kami sebagai santri agar nantinya dapat menjadi pengusaha kopi, buka kedai kopi," ujarnya.
Para peserta pelatihan yang merupakan santri ponpes tersebut sangat antusias mengikuti pelatihan mengolah kopi.
Selain itu, SDG Jabar bersama para santri Ponpes Miftahul Huda Assaroji dan warga sekitar berdoa bersama agar Ganjar Pranowo dapat menjadi Presiden 2024.
© Copyright 2024, All Rights Reserved