Insiden bakal Cagub Jakarta Ridwan Kamil (RK) diminta turun panggung oleh jamaah saat menghadiri haul Mbah Priok dapat diartikan tanda bahwa warga Jakarta cenderung trauma dengan isu-isu berbasis politik identitas.
Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, masyarakat Jakarta saat ini lebih menginginkan fokus pada program konkret dan rasional, seperti penanganan macet, banjir, kemiskinan, serta polusi, daripada terjebak dalam sentimen agama yang bisa menimbulkan kegaduhan.
"Para calon sebaiknya menjauhkan diri dari sentimen agama yang berpotensi memecah belah," kata Adi seperto diberitakan Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Selasa (3/9).
Analis politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menekankan pentingnya mengatasi masalah-masalah utama Jakarta terlebih dahulu sebelum beralih ke isu lain.
"Warga Jakarta ingin fokus pada hal-hal yang nyata dan rasional seperti penawaran program, visi dan misi serta janji-janji yang solutif," jelasnya.
Kejadian tidak mengenakan dialami RK lantaran diminta jamaah turun dari panggung saat acara Haul Akbar Walimatul Qubro Al Imam Al Arifbillah Al Quthub Al Habib Hasan Bin Muhammad Al Haddad (Mbah Priok), Jakarta Utara pada Minggu (1/9).
Hal itu seperti terpantau dari akun TikTok @langkah_anies yang dilihat redaksi, Senin (2/9).
"Huuuu turun turun," terdengar suara teriakan jemaah laki-laki.
"Anies Anies Anies, Priok bukan rumah ente," sambungnya.
"Woi pulang woi," teriak jemaah lagi.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu pun terlihat sebentar memberikan sambutan dan memilih turun dari podium.
© Copyright 2024, All Rights Reserved