Pasca banjir yang terjadi di wilayah Jabodetabek, beberapa rumah sakit di Jakarta mencatat ada peningkatan jumlah pasien yang terkena penyakit leptospirosis.
"Ada peningkatan karena sebelumnya kasusnya sangat jarang bahkan tiga tahun terakhir saya sendiri tidak dapat kasus itu. Lumayan sekarang kami dalam seminggu terakhir ada 5 sampai 6 kasus terbaru di Rumah Sakit kami," ujar dr. Laura Anasthasya, Sp.PD dari Rumah Sakit Premier Jatinegara, ditemui di Bandung, Jawa Barat, Minggu (19/1).
Dikatakan Laura penyakit yang dapat ditularkan melalui kencing tikus itu, sebelum banjir melanda, terbilang jarang, bahkan kalaupun ada biasanya ditemukan pada pasien yang jelas-jelas tergigit tikus, namun belakangan pasien yang terjangkit penyakit tersebut adalah mereka yang memiliki riwayat kontak dengan banjir.
"Dampaknya dari penyakit itu, si infeksi kumannya rata-rata ke ginjal jadi bisa bikin gagal ginjal akut sampai pendarahan paru-paru ya, sama yang terakhir gagal fungsi organ," ujarnya.
Dampak dari penyakit tersebut akan berbeda bagi setiap pasien kembali kepada ketahanan tubuh pasien, seperti usia pasien.
"Lebih cepat itu bisa harapannya lebih bagus, tapi kalau datangnya juga sudah terlambat kondisi ginjalnya sudah tidak baik, atau misalnya pasien usianya sudah tua atau ditambah ada penyakit lain otomatis harapan untuk sembuh nya lebih kecil. Paling parah meninggal dunia, sejauh ini di RS kami ada yang masih bisa ditangani ada juga yang meninggal dunia," jelas Laura.
Ia menambahkan gejala awal dari Leptospirosis agak susah dibedakan dengan flu biasa, seperti demam, linu, mata kemerahan, mata kemerahan, sampai badan yang berubah menjadi kuning. Masyarakat diharap segera memeriksakan diri jika mengalami gejal-gejala seperti yang dia sebutkan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved